Paragraf dapat dikembangkan menggunakan dua teknik pengembangan paragraf, yaitu susunan alami dan susunan logis.
1.
Susunan Alami
Paragraf
yang dikembangkan dengan susunan alami mengenal dua macam urutan.
·
Urutan
Ruang (Spasial)
Pengembangan paragraf
dengan urutan ruang atau spasial banyak ditemui pada paragraf deskripsi.
Pembaca dibawa dari satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah ruang, misalnya
gambaran dar depan ke belakang, luar ke dalam, atas ke bawah, dan sebagainya.
·
Urutan
Waktu (Kronologis)
Pengembangan paragraf
dengan urutan waktu menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau
tindakan. Pola pengembangan paragraf ini terdapat pada paragraf narasi.
2.
Susunan Logis
Paragraf
dengan pengembangan susunan logis mengenal beberapa urutan yaitu sebagai
berikut.
·
Klimaks dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf
dengan cara ini dilakukan dengan merinci pikiran pokok. Gagasan disusun secara
urut dari gagasan yang dianggap mempunyai kedudukan paling
bawah/rendah/sederhana.
-
Jika
gagasan disusun dari urutan yang paling sederhana menuju urutan kompleks, paragraf
tersebut dikembangkan dengan cara klimaks.
-
Jika
gagasan disusun dari urutan paling kompleks menuju urutan yang paling
sederhana, pengembangan paragraf tersebut menggunakan cara antiklimaks.
Contoh :
Bentuk
traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuan
teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya ada
traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat
perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan
traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor
yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan
Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam
pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah
bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan
nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model
sebelumnya.
·
Umum-Khusus atau Khusus-Umum
Cara ini paling
banyak digunakan dalam pengembangan paragraf.
-
Cara
umum-khusus dilakukan dengan
meletakkan gagasan utama pada awal paragraf kemudian diikuti
perincian-perincian. Paragraf yang dikembangkan dengan urutan umum-khusus
menghasilkan paragraf deduktif.
-
Cara
khusus-umum dimulai dengan
perincian-perincian dan diakhiri dengan gagasan utama. Paragraf yang
dikembangkan dengan urutan khusus-umum berbentuk paragraf induktif.
Contoh
:
Dengan bahasa,
manusia dapat menyampaikan bermacam-macam pikiran dan perasaan kepada sesama
manusia. Dengan bahasa pula, manusia dapat mewarisi dan mewariskan semua
pengalaman dan pengetahuannya. Seandainya manusia tidak berbahasa, alangkah
sunyinya dunia ini. Memang bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia.
·
Sebab-Akibat
Dalam pengembangan
sebab-akibat, sebab berfungsi sebagai gagasan utama dan akibat sebagai gagasan
penjelas.
Contoh
:
Seharusnya Indonesia
telah menerapkan negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan. Program
Jamsostekbaru dimulai pada 1976 sehingga Indonesia tertinggal membentuk
tabungan nasional. Padahal, Malaysia sudah memulainya sejak 1959. Akibatnya,
saat krisis melanda Asia pada 1997/1998, Indonesia paling sulit untuk bangkit lagi.
Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program
jaminan sosial.
·
Definisi
Dilakukan dengan
mengungkapkan definisi kemudian dikembangkan dengan pikiran-pikiran penjelas
yang mendukungnya.
Contoh
:
Apakah psikologi itu
? R.S. Woodworth berpendapat, “Psikologi adalah ilmu jiwa.”, sedangkan menurut
Crow dan Crow “Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam berinteraksi dengan
dunia sekitarnya.”. sementara itu, Santian mengemukakan bahwa psikologi
merupakan perwujudan tingkah laku manusia.
·
Perbandingan dan Pertentangan
Dilakukan dengan
membandingkan atau mempertentangkan dua hal yang tingkatannya sama dan memiliki
persamaan serta perbedaan.
Contoh
:
Seruan “Kiri!”
seorang penumpang angkot untuk turun dari mobil yang ditumpanginya, misalnya di
bandung, mungkin tidak lazim di beberapa daerah lain seperti Manado, Gorontalo,
dan Malaysia, yang membuat para penumpang serempak menengok ke kiri. Seperti
halnya di bandung, di Jakarta juga menggunakan seruan “Kiri” untuk menghentikan
angkot. Akan tetapi, di manado kata yang diserukan yaitu “Muka”. Sementara itu
seruan “Minggir!” lazim digunakan di daerah Lampung untuk menandakan penumpang
yang akan berhenti. Lain halnya dengan di Padang, meskipun penumpang yang turun
lebih dari satu atau mungkin seluruh penumpang, kata seruan yang digunakan
“Siko Cieh!” yang berarti “Di sini satu!”.
·
Klasifikasi
Paragraf dimulai
dengan pengungkapan konsep umum atau gagasan utama kemudian dikembangkan ke
dalam kalimat-kalimat penjelas berupa klasifikasi dari gagasan utamanya.
Contoh
:
Penyelidikan tentang
temperamen dan watak manusia telah dilakukan sejak dahulu kala. Hippo Crates dan
Galenus mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut
keadaan zat-zat cair yang ada dalam tubuhnya. Empat golongan tersebut yaitu
sanguitis (banyak darah) yang sifatnya periang, gembira, optimis, dan lekas
berubah-ubah. Kolerisi (banyak empedu kuning) adalah manusia yang memiliki
sifat garang, hebat, lekas marah, dan agresif. Flogmatis (banyak lendirnya)
adalah manusia yang sifatnya tenang, tidak mudah berubah dan lamban. Terakhir,
melankolis (banyak empedu hitam) memiliki sifat muram, tidak gembira, dan
pesimis.
·
Contoh-Contoh
Kalimat-kalimat
penjelas yang digunakan dalam paragraf berupa contoh-contoh.
Contoh
:
Selain tipe introver,
sifat manusia adalah ekstrover. Tipe ekstroper adalah orang-orang yang
perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan kepada
masyarakat. Orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu,
contohnya berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira,
mudah mempengaruhi, dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.
·
Syarat-Hasil
Dalam pengembangan paragraf
ini, syarat-syarat tentang sesuatu disampaikan terlebih dahulu kemudian diikuti
hasilnya jika syarat tersebut dipenuhi atau dilaksanakan.
Contoh
:
Pemerintah Indonesia melaksanakan
pembangunan di seluruh pelosok tanah air. Desa sebagai bagian dari wilayah
Indonesia tidak ketinggalan dari upaya ini. Pembangunan di desa semakin
digalakkan. Keberhasilan pembangunan desa ditentukan oleh beberapa faktor.
Faktor utama yang menentukan adalah dana. Dalam hal ini, dana pembangunan dapat
diperoleh dari swadaya masyarakat. Faktor kedua yang menentukan adalah sumber
daya manusia, berkaitan dengan sumber daya manusia, pembangunan desa
membutuhkan rasa kebersamaan antara aparat pemerintah desa dengan warga
masyarakat. Aparat pemerintah harus mempunyai semangat membangun. Aparat
pemerintah desa harus menunjukkan sikap dan perbuatan yang dapat dicontoh oleh warga
desa. Selanjutnya, warga desa hendaknya berpandangan bahwa pembangunan desa
menjadi tanggung jawab bersama. Ini berarti bahwa warga desa harus aktif dalam
pembangunan. Jika dana pembangunan tersedia, aparat desa melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dengan baik, dan warga desa berperan aktif dalam pembangunan,
maka pelaksanaan pembangunan desa akan berjalan lancar. Dengan begitu, tujuan
pembangunan desa akan tercapai.
makasih. cukup bermanfaat
ReplyDelete