Thursday, December 19, 2013

JENIS PARAGRAF



1.      Berdasarkan letak gagasan utama

·         Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Kalimat utama pada paragraf ini adalah kalimat topik. Kalimat kedua dan seterusnya merupakan kalimat penjelas.
Contoh :
Hingga saat ini, tes DNA masih tercatat sebagai metode paling mutakhir dalam mengungkapkan jati diri seseorang. Setelah ditemukan pada 1984 oleh pakar genetika Universita Leicester Inggris, Profesor Alec Jeffrey, tes DNA menyodorkan data akurat karena pangkalnya adalah karakteristik khas setiap manusia. Manusia tersusun dari sekitar tiga puluh miliar kode genetika yang disebut deoxyrubo nucleic acid (DNA). Secara kimiawi, kode-kode ini merupakan rangkaian pasangan basa thymin, adenin, guanin, dan cytosin. Akibatnya, tak seorang pun, sepanjang sejarah, memiliki kode DNA yang benar-benar identik. Namun, secara permanen, ada kesamaan kode bagi manusia yang memiliki hubungan kekerabatan. Kesamaan ini terjadi secara kontinu dan bersifat prinsipil. Untuk menguji identitas seseorang, misalnya cukup diambil 40 hingga 100 sekuen rantai kode genetika keluarga terdekatnya, biasanya ayah atau saudara kandungnya. Jika nyaris identik atau banyak yang sama, jati diri seseorang dapat dipastikan.
 
·         Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang letak gagasan utamanya di akhir paragraf. Penjelasan atau uraian yang bersifat khusus dikemukakan terlebih dahulu di awal paragraf kemudian ditarik berupa kesimpulan di akhir paragraf. Paragraf induktif dapat berupa generalisasi, analogi, dan hubungan kausal.

1)      Analogi, yaitu menarik kesimpulan berdasarkan persamaan isi dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh :
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kososng, ia akan berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

2)      Generalisasi, yaitu proses pengambilan kesimpulan dengan memberikan pernyataan yang bersifat khusus berupa perihal atau kejadian untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.

Contoh :
Setelah karangan anak-anak kelas 3 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 3 cukup pandai mengarang.

3)      Kausal, yaitu hubungan ketergantungan antara dua kalimat atau lebih, artinya suatu akibat akan terjadi jika ada sebab.
Contoh :
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.

·         Paragraf Campuran (Deduktif-Induktif)
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan utamanya tersebar pada seluruh kalimat. Jenis paragraf ini terdapat pada karangan deskripsi dan narasi.

2.      Berdasarkan tujuannya

·         Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu menurut pengalaman manusia dengan tujuan agar pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri objek yang digambarkan.
Contoh :
Malam itu, indah sekali. Di langit, bintang-bintang berkelip-kelip memancarkan cahaya. Hawa dengan menusuk kulit. Sesekali terdengar suara jangkrik, burung malam, dan kalelawar mengusik sepinya malam. Angin berhembus pelan dan tenang.

·         Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan.
Contoh :
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil terhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.

·         Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang menyajikan suatu permasalahan dengan mengemukakan bukti-bukti dan alasan yang kuat agar pembaca meyakini kebenaran yang diungkapkan oleh penulis atau menyatakan persetujuannya.
Contoh :
Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya dank eras. Sundukan kepalanya sering memperdayakan kipper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola jempolan.

·         Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan pengetahuan atau informasi dengan tujuan pembaca mendapatkan informasi dan pengetahuan sejelas-jelasnya. Untuk memperjelas pemaparan, dikemukakan pula data dan fakta.
Contoh :
Pernahkah anda menghadapi situasi tertentu dengan rasa takut ? bagaimana cara anda mengatasinya ? di bawah ini ada lima jurus untuk mengatasi rasa takut tersebut. Pertama, persiapkan diri anda sebaik-baiknya bila menghadapi situasi atau suasana tertentu; kedua, pelajari sebaik-baiknya bila menghadapi situasi tersebut; ketiga, pupuk dan binalah rasa percaya diri; keempat, setelah timbul rasa percaya diri, pertebal keyakinan anda; kelima, untuk menambah rasa percaya diri, kita harus menambah kecakapan atau keahlian melalui latihan atau belajar sungguh-sungguh.

·         Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang bertujuan mempengaruhi pembaca dengan memberikan data sebagai penunjang, sehingga pembaca mengikuti pendapat yang dikemukakan penulis.
Contoh :
Sistem pendidikan di Indonesia yang dikembangkan sekarang ini belum memenuhi harapan. Hal ini dapat terlihat dari keterampilan membaca siswa kelas IV SD di Indonesia yang berada pada peringkat terendah di Asia Timur setelah philipina, Thailand, Singapura, dan Hongkong. Selain itu, berdasarkan penelitian, rata-rata nilai tes siswa SD kelas IV untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA dari tahun ke tahun semakin menurun. Anak-anak di Indonesia hanya dapat menguasai 30% materi bacaan. Kenyataan ini disajikan bukan untuk mencari kesalahan penentu kebijakan, pelaksana pendidikan, dan keadaan yang sedang melanda bangsa, tapi semata-mata agar kita menyadari sistem pendidikan kita mengalami krisis. Oleh karena itu, semua pihak perlu menyelamatkan generasi mendatang. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pendidikan nasional.

No comments:

Post a Comment